terpersok di lubang paling kelam
ku lihat ke atas
dan aku akan menghargai cahaya
setitik pun ia
saat aku tenggelam
berada pada palung paling dalam
ku coba tengadah ke atas
dan aku akan menghargai cahaya
setitik pun ia
saat kesendirian melanda
menakutnakuti ketidakberadaan
ku coba lihat ke sekitar
dan aku akan menghargai cahaya
setitik pun ia
saat aku telah melangkah terlalu jauh
tersesat dalam keramaian dunia
ku coba tengok ke belakang
dan aku akan menghargai cahaya
setitik pun ia
maka mungkin
ketika cahaya datang bertubi-tubi
aku akan lari mencari lebih banyak cahaya
maka cukuplah bagiku setitik saja
cukuplah bagiku
dan aku akan menghargai cahaya
setitik sajalah ia
R.A.C.
Syair nomor 034.
0 komentar:
Posting Komentar