Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah*, aku berlindung dari penyair terkutuk, yang membangun kesunyiannya hanya berdasar kantuk, yang menggembalakan kebenaran namun ia sendiri berdusta, namun ia duduk
Demi alif yang tegak, aku berlindung dari penyair terkutuk, yang membedaki sajaknya dengan gunaguna dan kasakkusuk, yang berlidah panjang dan kerap melahirkan rayuan meliukliuk
Demi sajak yang dikorbankan, aku berlindung kepada Allah dari godaan penyair yang terkutuk, penyairpenyair penentang Muhamad, penyairpenyair murtad, penyair yang asyik masyuk dan mengkambinghitamkan sajak demi khayalannya yang gelap dan berbau busuk
Demi sihir yang diharamkan, demi manisan, dan demi lisan penyair terkutuk yang dikerubungi para syetan, aku berlindung kepada Allah
dari keberbahayaan katakata, dari kebercabangan maknamakna, yang ditanami pohonpohon ganja dan dicekoki beragam narkotika
oleh para pemabuk, oleh penyair terkutuk
Demi riwayat syair, demi penyair yang mengingat dzikir, aku berlindung kepada Allah dari penyair yang menafsir berahi, dari sajaknya yang mesum, berbau anyir, dan teramat basi
Dan demi penyairpenyair berbibir kering, bibirbibir penyair puasa, aku berlindung kepada Allah dari godaan penyair yang terkutuk, yang tak pernah mengenal rukuk, penyair yang saling hujjah, dan saling memfitnah demi diri sendiri
menelantarkan sajak yang ia tulis, lalu tergagap tatkala sajaknya berbalik mengadili
membawa gada api
Seperti aku berlindung kepada Allah, dari aku dan sajakku sendiri
2010
* (QS. YAA SIIN: 2)
Demi alif yang tegak, aku berlindung dari penyair terkutuk, yang membedaki sajaknya dengan gunaguna dan kasakkusuk, yang berlidah panjang dan kerap melahirkan rayuan meliukliuk
Demi sajak yang dikorbankan, aku berlindung kepada Allah dari godaan penyair yang terkutuk, penyairpenyair penentang Muhamad, penyairpenyair murtad, penyair yang asyik masyuk dan mengkambinghitamkan sajak demi khayalannya yang gelap dan berbau busuk
Demi sihir yang diharamkan, demi manisan, dan demi lisan penyair terkutuk yang dikerubungi para syetan, aku berlindung kepada Allah
dari keberbahayaan katakata, dari kebercabangan maknamakna, yang ditanami pohonpohon ganja dan dicekoki beragam narkotika
oleh para pemabuk, oleh penyair terkutuk
Demi riwayat syair, demi penyair yang mengingat dzikir, aku berlindung kepada Allah dari penyair yang menafsir berahi, dari sajaknya yang mesum, berbau anyir, dan teramat basi
Dan demi penyairpenyair berbibir kering, bibirbibir penyair puasa, aku berlindung kepada Allah dari godaan penyair yang terkutuk, yang tak pernah mengenal rukuk, penyair yang saling hujjah, dan saling memfitnah demi diri sendiri
menelantarkan sajak yang ia tulis, lalu tergagap tatkala sajaknya berbalik mengadili
membawa gada api
Seperti aku berlindung kepada Allah, dari aku dan sajakku sendiri
2010
* (QS. YAA SIIN: 2)
Copas dari blog tetangga: http://berceritapadadunia.blogspot.com/2010/03/asy-syaair-penyair.html
maka pesanku tentang syairku:
kata-kataku adalah palsu, ungkapan kotor hati yang harus kubuang, maka ku buang disini.
maka janganlah kau percaya padanya sebelum ia habis ku kuras.
saringlah dengan saringan hati, agar setitik manfaatnya mampu kau ambil dari sebelanga racun.
jangan kau percaya jika ia kelihatannya indah, racun memang dibuat semenarik mungkin, agar tanpa sadar kau meminumnya.
maka pesanku tentang syairku:
kata-kataku adalah palsu, ungkapan kotor hati yang harus kubuang, maka ku buang disini.
maka janganlah kau percaya padanya sebelum ia habis ku kuras.
saringlah dengan saringan hati, agar setitik manfaatnya mampu kau ambil dari sebelanga racun.
jangan kau percaya jika ia kelihatannya indah, racun memang dibuat semenarik mungkin, agar tanpa sadar kau meminumnya.
0 komentar:
Posting Komentar