Copyright © ASY-SYA'IR
Design by Dzignine
Senin, 21 Maret 2011

jujur

jujur mencita-cita
merencanakan masa depan
menyusun ulang cita-cita
bulir keringat siap dijatuhkan
bismillah memulai satu langkah


jujur pada sendiri
gemuruh rasa dada membayangi
menyiapkan kejutan untuk dunia
demi rasa menggelora
seribu ulangan pun tak apa


jujur pada penanti
sedikit rasa pasti
kata-kata dan karya tersela
pembuktian tak sekedar gaya
dalam harap satu jiwa sama
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


bismillah memulai satu langkah
seribu ulangan pun tak apa
dalam harap satu jiwa sama
jujur; mencita-cita; pada sendiri; pada penanti


R.A.C.
Syair nomor 043 
Rabu, 16 Maret 2011

lawan



terlihat kuat padahal lemah
tertawa dalam tangis
tampak tak peduli padahal sangat ingin
diam padahal ingin bicara
wajah apatis padahal hati lembut kapas
mengelak padahal ia berharap
pura-pura tak kenal padahal sehati
mata tak acuh tapi telinga menelisik

begitu sering melawan nurani
menyembunyikan sesuatu yang terlihat
tak dengarkan hati berkata

R.A.C.
Syair nomor 042
Senin, 07 Maret 2011

kotor

kepada awan yang berarak, aku titipkan salamku
juga pada mentari yang sesekali tampak,
aku titipkan maaf pada lirikan sekejap
sekejap tapi dalam penuh makna
dan, tentu saja aku paham
lirikan seperti melihat kotoran, jijik!

ah, jika memang benar aku penuh kotoran,
izinkan aku bebersih sebentar,
membasuh nanah nan busuk di hati
mengobati koreng di sekujur tubuh beraroma bangkai
mengulir hitam kuku bekas menggaruk
agar nanti bisa aku tampilkan keindahan cahaya, bukan janji

atau, atau aku memang kotoran
sisa-sisa pembuangan tak bersih digosok
yang seharusnya hilang
yang lebih baik tak dilihat samasekali
yang ah... tak ada orang yangg tertarik dengan kotoran
menghilang dan lenyap
mudah-mudahan tidak
tapi aku yakin, sejelek-jelek ciptaan-Nya pasti ada guna 

ah, kau maki saja aku lebih baik
daripada tatapan itu
tapi tak apalah, mungkin memang benar
kau memintaku berkemas
dan aku harus bersabar sekali lagi

R.A.C.
Syair nomor 041.

hilang.tunggu.

aih...
kemana ia
ia kunci aku disini
lantas ia pergi
aku tak tahu kemana
dan kuncinya ia bawa serta pula
kau suruh aku menunggu di sini
mungkin, mungkin ia berharap aku berkemas
tapi jujur aku sesak di dalam sini
sudah ku coba mendobrak semua pintu, tapi sia-sia
ku cungkil semua jendela, dan tak ada hasil..
aih..
tolong bukakanlah jendela sedikit saja
agar aku bisa menghirup udara luar
atau, atau kau tak rela aku menghirup udara selain udara rumah ini
rumah yang.. entah rumah siapa ini...
begitu egoisnya
mungkin memang benar kata temanku itu
aku harus bersabar
mungkin masih lama hari kembali itu
dan doakan aku masih bertahan hingga kedatanganmu
tapi, tapi aku yakin dinding ini pasti bisa rubuh jika aku berusaha...
ah, kuputuskan tak akan menunggu, aku akan mencarimu...
thanks for make me wait... :D


R.A.C.
Syair nomor 040.