Copyright © ASY-SYA'IR
Design by Dzignine
Jumat, 21 Oktober 2011

untuk rasa

Untuk rasa
Aku tak tahu apa namamu
Aku tak paham apa sebutanmu
Jelas sesuatu telah terjadi karnamu
Di dalam, jauh di dalam
Tak terlihat, tapi terasa jelas

Kurasa ia hanya setitik
Atau lebih besar, jauh lebih besar
Ah, tak kelihatan
Kurasa di sana ia meronta
Aku hanya harus menahannya

Kadang terasa lelah menggenggam
Atau menekannya jauh ke dasar
Sesekali ia terangkat, mengambang ke awang-awang
Sesekali ia terapung ke permukaan, hampir keluar

Tapi.. tapi...
Itulah seninya
Itulah indahnya
Ku tekan ke dasar
Ku pendam jauh ke dalam
Agar energi potensialnya terkumpul
Tertumpah..
Meledak..
Dahsyat..
Tersalurkan...
Pada waktunya.

Graha Dana Pensiun Telkom
R.A.C
Syair nomor 050.

depan.

kujanjikan kau tak hitam
bukan janji, ini sumpah
lebih dari itu, ini komitmen

takkan ku biarkan mereka menderita
cukup sampai disini
aku harus menggantikannya

bara ini boleh padam
bakar semua penghalang
Ia harus merah menyala atau putih terang

bukan aku yang bisa
semoga Tuhan mengubahnya untukku
atas nama kesungguhan

maka aku rela mati dalam malu fana
bukan hina hari menanti surga
untuk mereka, bukan untuk dunia.

R.A.C
Syair nomor 049.

Surat malam

Malam purnama itu
Hadir wajah samar-samar dalam awanan
Gurat wajahnya simpulkan senyum
Dalam gelisah ia tutup bulan indah sempurna

Tatap mata itu bulat sempurna
Berair tapi menambah keanggunannya
Habis gelap ia tiupkan cahaya damai
Dalam langkah penuh peluh ku tatap wajahnya

Ia sebenarnya tak pernah ada
Mungkin aku sebut belum ada
Hanya belum hadir dalam jiwa kami yang penuh asa
Kudendangkan harap setiap malam dalam do'a

Mungkin, mungkin sebentar lagi
Mungkin hanya sabar jadi teman perjalanan
Sembari berdendang dalam harap dan asa
Sebut nama untuk asa dalam rasa jiwa

R.A.C
Syair nomor 048.